Get your own Digital Clock

Senin, 31 Oktober 2011

Tips Membuat Wanita Muncrat saat Ejakulasi (Squirting)



SEBAGIAN wanita tidak tahu bagaimana meraih orgasme. Wanita lainnya butuh lebih banyak rangsangan untuk mencapainya, sementara ada pula wanita yang dengan mudah menyemprotkan "jus" mereka.

Jika Anda dan pasangan termasuk sangat mudah tune in dengan rangsangan seksual, dan dia ingin Anda mengeksplor Miss V-nya sampai ejakulasi, tip berikut akan membuatnya semakin "basah", seperti dilansir Askmen.


Sebelumnya, bedakan makna orgasme dengan ejakulasi. Sama seperti pria, ejakulasi wanita juga diawali dengan orgasme. Bedanya, pada wanita muncul pula istilah squirting. Ada yang menyamakan squirting dengan ejakulasi, sementara beberapa lainnya membedakan. Tapi yang pasti keduanya sama-sama mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, dan yang pasti bukan urin.


Sebelum dia mulai squirting

Cairan saat wanita ejakulasi dikeluarkan dari bagian urethra, tempat yang sama di mana urin berasal. Cairan jernih yang keluar dari saluran tersebut tidak selalu urin. Jika pasangan tidak mampu mengendalikan otot PC (pubococcygeus), ada kemungkinan dia sebenarnya mengeluarkan urin. Cairan urin memang kerap keluar bersamaan dengan cairan ejakulasi.




Santai saja dan jangan memaksanya untuk menahan keinginan buang air kecil. Khawatirnya dia menolak ejakulasi dan berlalu begitu saja. Sekeras apapun usaha Anda merangsang area vitalnya, jika pasangan menghalangi, kemungkinan sulit baginya meraih puncak kenikmatan seksual. Jadi pastikan dia memang menginginkannya.

Ada baiknya Anda temukan cara membuatnya mudah ejakulasi, seperti dibeberkan di bawah ini.

Gunakan jari jemari

Sebagian wanita bisa ejakulasi lewat rangsangan klitoris, atau lewat permainan seks lainnya (penetrasi Mr P ataupun rangsangan payudara). Padahal, jalan paling efektif untuk meningkatkan rangsangan G-spotnya adalah jari Anda.

Awali dengan beberapa aksi foreplay sebelum Anda menyentuh daerah klitorisnya. Saat dia mulai menggeliat nikmat, masukkan dua jari Anda ke dalam Miss V-nya. Telapak tangan Anda pun bukan tidak berguna karena sentuhan pada area di luar Miss V-nya juga memberi sensasi luar biasa.

Masukkan dua jari sedalam satu hingga dua inci. Di sana Anda akan menyerang sebuah bola bundar di kulitnya. Itulah area G-spotnya. Serang terus daerah ini dengan tekanan dan lihat reaksi pasangan atas apa yang tengah Anda lakukan.

Caranya, gunakan tangan lainnya untuk menekan ke bawah dengan lembut area di antara pusar dan mons pubis-nya. Aksi ini untuk meningkatkan rangsangan.








Jika dia merasa ingin buang air kecil, minta dia mengabaikannya karena rasa itu hanyalah sensasi dan bukan keinginan sebenarnya. Meskipun keinginan buang air kecilnya tak bisa dibendung, yakinkan dia sekali lagi dengan mengatakan, "Saya tidak bisa menunggu untuk membuatmu 'basah kuyup' dengan tangan saya."

Saat dia sudah orgasme dan mulai ejakulasi, siapkan diri Anda untuk menyambut keduanya dengan semburan cairan bening darinya. Jangan lupa untuk menyiapkan handuk atau tisu untuk melap cairan tersebut.


Setelah itu, kemungkinan dia akan meminta waktu rehat karena Miss V-nya akan menjadi sangat sensitif (sama seperti kepala Mr P Anda usai ejakulasi). Jadi, jangan berlalu untuk sementara waktu menunggunya mengatakan ingin merasakan kenikmatan itu lagi.

Vibrator jika diperlukan

Mencapai puncak kenikmatan memerlukan beberapa eksperimen, pendekatan, dan posisi berbeda. Anda mungkin ingin coba merangsang bagian lain tubuhnya, sementara kepala Mr P Anda berada di dalam Miss V-nya. Jika semua cara tidak juga berhasil membuatnya orgasme ataupun ejakulasi, Anda bisa menyarankannya untuk menggunakan vibrator.

share

Posisi Sex Favorit Wanita



Tahukah AndaPosisi Sex Favorit Wanita? hubungan seks yang tak diisi dengan suasana fresh akan terdengar sangat membosankan. Posisi bercinta yang bervariasi ada baiknya Anda coba. Setiap wanita pasti punya posisi favorit yang sangat mereka sukai.......


Doggy Style



lakukan sedikit inovasi untuk lebih memuaskan pasangan. Perlahan angkat kaki istri dan jepit keduanya di antara paha Anda. Dengan cara ini Anda bisa mempenetrasi istri lebih dasyat dan testikel akan semakin lihai menyentuh klitoris. Anda bisa menambahkan pijatan lembut pada klitoris istri dan membuatnya semakin bergairah.

Bermain Dengan Bantal



Baringkan istri di ranjang, tekuk lututnya dan biarkan kaki memijak kasur. Letakkan sepasang bantal di bawah bokongnya. Dengan posisi ini wanita akan lebih terpenetrasi dan klitoris akan semakin terstimulasi. Jika Anda melakukan dengan tepat, pasangan yang melakukan gaya ini bisa orgasme dalam waktu yang bersamaan. Seru bukan!


Gaya Sendok Terpisah


Wanita paling suka gaya ini karena suami terlihat perhatian ketika sedang bercinta. Lewat gaya ini Anda bisa melakukan manuver pada istri dengan lebih leluasa. Lain kali jika Anda menggunakan gaya sendok (tubuh pria berada di belakang wanita, namun letak wanita menghadap ke atas sedangkan pria ke samping) putar sedikit tubuh istri dan Anda akan mendapatkan akses menuju payudaranya. Angkat salah satu kakinya dan apit ke atas. Atau letakkan kaki istri di sela paha Anda.

Penunggang Jongkok



Gaya ini adalah dasar dari gaya tunggang wanita yang biasa dilakukan. Ketika Anda dalam posisi duduk dan istri berada di atas, atur posisi istri seperti setengah jongkok. Lipat lutut ke belakang dan atur pola gerakan penis sesuai kehendak. Jika istri merasa tak kuat menahan, tumpukan tangannya ke belakang. Dengan demikian Anda akan melihat pemandangan indah tubuh istri yang membuat seks makin memuncak.

Irama Berdiri



Jika lain kali Anda bercinta dengan posisi berdiri, coba gaya yang satu ini. Berdirilah di depan kaca dan nikmati pemandangan Anda yang sedang bercinta dengan pasangan. Berikan irama yang rutin. Turunkan lutut istri hingga tubuhnya membentuk sudut 90 derajat, usahakan posisi kaki selurus mungkin. Berdirilah di belakang istri dan mainkan penis Anda. Perlahan, mainkan pinggul ketika Anda melakukan gerakan maju mundur. Nikmati pemandangan tubuh istri Anda, mainkan sedikit suara dan tatap matanya. Akhirnya, berikan istri sedikit pukulan manis di bokong dan sentuh bokongnya.

69 + 1



Posisi 69 ini adalah kegiatan oral seks. Tapi dari pada Anda hanya melakukan oral biasa, tambahkan sedikit tehnik. Jika biasanya salah satu pasangan akan berada di atas dan satunya di bawah, kini tak perlu pusing menentukan siapa yang di atas. Lakukan gaya 69 dengan kedua pasangan saling berhadapan dan sejajar di ranjang. Dengan ini pasangan akan lebih mundah melakukan manuver. Gunakan jari Anda untuk melakuan oral. Sentuh klitorisnya dan penetrasi dia. Lakukan apapun agar membuat ia kehilangan kendali. Tapi jangan berlebihan, bisa-bisa istri berhenti memainkan penis Anda.
anda bisa melakukan posisi sex diatas dengan obat kuat atau tanpa obat kuat........

share

Lepaskan Bra Saat Tidur




 TIDUR adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tidak mengenakan bra. Lantas apa jadinya bila perempuan tidur dengan mengenakan bra? Tak hanya mengistirahatkan otot, saat tidur tubuh mengalami perbaikan dan detoksifikasi (mengeluarkan racun). Tidur juga memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi hormon-hormon imunitas (kekebalan tubuh).Oleh karena itu, sebaiknya gunakan pakaian yang longgar atau lepaskan pakaian dalam saat tidur, sehingga dapat mempercepat dan memperlancar kinerja tubuh dalam proses perbaikan. Untuk perempuan sebaiknya lepaskan bra saat tidur.Berikut beberapa hal yang terjadi jika perempuan tidur mengenakan bra, seperti dilansir Livestrong, Minggu (29/5/2011):

1. Berkeringat

Ada beberapa bra khusus yang dirancang khusus untuk tidur, biasanya terbuat dari bahan nilon atau katun yang dapat membuat kulit Anda ‘bernapas’. Namun jika Anda mengenakan bra biasa untuk tidur, maka keringat dan uap air akan tetap berada di dalam bra. Hal ini bisa menyebabkan gatal-gatal dan dalam kasus ekstrem bisa menyebabkan luka.

2. Gelisah saat tidur

 Bra biasa (yang dikenakan siang hari) dirancang khusus untuk menopang payudara dan memberikan bentuk yang indah. Bra seperti ini biasanya ketat dan kencang sehingga tidak nyaman bila dikenakan saat berbaring atau tidur. Perempuan yang tetap mengenakan bra yang kencang saat tidur bisa mengalami kegelihan dan tidur tidak nyenyak.

3. Insomnia

Dalam kasus yang ekstrem, memakai bra saat tidur juga bisa menjadi salah satu faktor insomnia karena tubuh tidak bebas bernapas.

4. Berisiko kanker payudara

Ilmuwan Sydney Singer dan istrinya Soma Grismaijer pada tahun 1991 pernah menulis dalam bukunya ‘Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras’, yang berisi tentang perempuan yang ingin menghindari kanker payudara harus memakai bra dalam waktu sesingkat mungkin dan sebaiknya kurang dari 12 jam per hari.“Waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur. Jangan tidur dengan bra,” kata Sydney Singer, seperti dilansir dari Chetday.

Menurut Sydney Singer, menggunakan bra terlalu lama dapat meningkatkan suhu jaringan payudara dan perempuan yang memakai bra memiliki kadar hormon prolaktin (hormon yang berfungsi merangsang kelenjar air susu) yang lebih tinggi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi pembentukan kanker payudara. Selain itu, terlalu sering menggunakan bra atau menggunakan bra terlalu ketat juga membahayakan kesehatan karena bisa membatasi aliran getah bening di payudara. Normalnya, cairan getah bening mencuci bahan limbah dan racun lain, serta menjauhkannya dari payudara. (detik.com)

share

Saat Tidur Sebaiknya Pakai Bra Atau Tidak?



Beberapa sahabat mengatakan sebaiknya melepaskan bra saat tidur, dengan alasan kesehatan. Bagaimana dengan Anda?

Bra adalah salah satu pakaian yang fungsinya menyangga dan melindungi payudara saat beraktivitas. Untuk itu, ada berbagai macam bra yang diciptakan sesuai kebutuhan, untuk tampil dengan beragam busana, atau untuk melindungi payudara agar tak mengeluarkan air ASI terus menerus (pada saat menyusui). 

Karena fungsinya tersebut, semua wanita di dunia sangat membutuhkan bra dan menganggapnya sebagai piranti penting. Namun, terlepas dari itu, ada juga aktivitas yang dianggap tidak perlu disupport oleh bra.

Tidur dengan mengenakan bra atau tidak telah menjadi sebuah perdebatan menarik akhir-akhir ini. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya saat tidur bra harus ditanggalkan agar payudara dapat bernafas lega dan tidak terikat di balik bra. Ada pula yang berpendapat memakai bra adalah sah-sah saja, dan merasa dada tetap terlindungi serta masih dapat bernafas lega. Namun, sebaiknya bagaimana sih?

Seorang ahli dalam hal bra dan penemu Intimacy Boutiques, Susan Nethero serta Phil Haeck, MD, president of The American Society of Plastic and Reconstructive Surgeons, seperti dikutip dari Shine mengatakan bahwa, perkembangan payudara wanita 10 tahun terakhir mengalami kenaikan ukuran. Kini, payudara ukuran DD dan E semakin sering ditemui. Dan untuk itulah, bra sangat bermanfaat dan berperan penting dalam keseharian, termasuk saat tidur.

Menurut kedua ahli tersebut, bra memberikan rasa nyaman kepada wanita, terutama yang memiliki ukuran payudara besar, untuk tetap melindungi dan menyangga payudara. Demikian pula dengan mereka yang berpayudara mini, bra yang nyaman akan memberikan sokongan yang cukup agar payudara tetap pada tempatnya.

Untuk itu, Phil sangat menganjurkan agar dalam memilih bra haruslah disesuaikan dengan kebutuhannya. Saat pergi ke pesta misalnya, jika Anda membutuhkan penyangga yang cukup akurat, Anda bisa menggunakan bra berkawat dengan kualitas baik, sehingga dapat menyangga payudara tanpa harus menyakiti. Sedang saat tidur atau rileks, pilih bra dengan bahan nyaman, menyerap keringat dan tanpa kawat agar payudara tidak merasa sesak dan tertekan.

Bagaimana dengan mereka yang tidak mengenakan bra di malam hari?

Sebenarnya, hingga sekarang pun belum ada yang dapat membuktikan bahwa payudara bisa melorot bila tak menggunakan bra di malam hari. Semua tergantung pada kenyamanan seseorang. Bila ia lebih nyaman tak mengenakan bra di malam hari, maka hal tersebut boleh juga dilakukan. Sedangkan mereka yang nyaman mengenakan bra, harus tetap cermat memilih bra mana yang pas dan nyaman untuk payudara. 


Pakai Bra saat Tidur Cegah Payudara Kendur


Ingin payudara Anda tetap kencang dan tidak kendur, sekarang dan sampai tua nanti? Tirulah cara presenter TV Mariella Frostrup (48), yang selalu tidur dengan tetap mengenakan bra. Perempuan bersuara husky ini memang tetap dikenal dengan status simbol seks di usianya yang matang.

Rahasianya ini terungkap ketika Mariella diwawancara oleh majalah Easy Living. Dalam wawancara, host BBC Radio 4 dan Sky Arts ini mengaku sulit menghadapi proses penuaannya. "Ambisi saya supaya tidak mengalah dengan tekanan mitos kecantikan. Dalam pikiran rasional saya, kita tidak bisa tetap muda selamanya. Tapi memang, kadang-kadang saya menatap cermin dan berpikir, 'Ya tuhan, saya nggak percaya rahang saya bisa terlihat seperti ini. Setelah ini apa lagi?'" tutur Mariella.

Namun ibu dua anak ini lalu mengakui bahwa ia tetap berusaha agar penampilannya tetap menarik. Salah satunya dengan mengikuti saran mendiang Paula Yates, mantan pasangan Michael Hutchence (vokalis INXS), untuk selalu memakai bra ketika tidur. Kebiasaan ini lalu diterapkannya, dan sudah berlangsung selama 15 tahun terakhir.

Namun, kebiasaan Mariella mengenakan bra-nya 24 jam sehari ini mengundang perdebatan di kalangan pakar kesehatan. Para ahli terbagi ada yang setuju dan tidak setuju bahwa memakai bra sepanjang hari bisa mencegah proses penuaan secara alami. "Hal itu akan meminimalkan peregangan dan pengaruh gravitasi," kata dokter bedah plastik Douglas McGeorge, namun mengakui bahwa banyak perempuan yang merasa tidak nyaman bila harus tidur tanpa melepas bra.

Pandangan ini berbeda dengan pendapat Dr Elizabeth Vaughan, yang selama lebih dari 25 tahun menyarankan pasiennya untuk tidak memakai bra. "Payudara itu berisi jaringan getah bening, yang tidak bisa memompa seperti jantung. Gerakan dan tekanan membantu menghilangkan racun-racun  di sekujur sistem getah bening. Apapun yang memperlambat pembersihkan racun-racun ini akan meningkatkan risiko mengembangkan gejala-gejala atau penyakit. Bra yang membatasi gerakan payudara akan meningkatkan kemampatan. Memperlambat pembersihan racun-racun dari payudara juga akan meningkatkan jumlah perempuan yang terkena penyakit payudara," katanya.

Memang sedikit membingungkan, mana pendapat yang perlu diikuti. Namun seperti kata Grete Braughton-Smith, spesialis perawatan klinis di Breast Cancer Care, memakai bra atau tidak lebih merupakan pilihan pribadi, dan lebih karena kenyamanan saja daripada faktor lainnya. Grete mengatakan, beberapa perempuan, khususnya yang berpayudara besar, memang tak masalah dengan penggunaan bra siang-malam. Misalnya, selama kehamilan atau sesudah persalinan, pasiennya selalu disarankan untuk mengenakan bra ketika tidur, jika mereka merasa lebih aman.  "Ada juga kondisi yang tidak ideal untuk mengenakan bra pada saat tidur, namun yang penting diperhatikan adalah bawa mengenakan bra sepanjang waktu tidak meningkatkan risiko kanker payudara," tegasnya.

Jadi, Anda nyaman atau tidak kalau harus terus memakai bra sepanjang hari? Semuanya terserah Anda. Sekadar informasi, Marilyn Monroe pun diyakini mampu mempertahankan payudara indahnya yang berukuran 36D karena selalu mengenakan bra sepanjang waktu.


share

BOLEH TETAP BERINTIM-INTIM SELAMA HAMIL ?



Banyak yang bilang, tak boleh berintim-intim saat hamil. Ternyata jika dilakukan sesuai kondisi dan posisi tepat, boleh-boleh saja, kok.

Bolehkah wanita yang sedang hamil melakukan hubungan seksual? Pertanyaan ini sering menghantui pasangan suami-istri. Bahkan, tak jarang pasangan tak melakukan hubungan seksual selama istri hamil karena rasa takut yang sebetulnya tak beralasan. Menurut ahli andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, hubungan seksual selama hamil tetap boleh dilakukan. "Tapi, pada tiga bulan pertama kehamilan, sebaiknya frekuensi hubungan seksual tak dilakukan sesering seperti biasanya," ujar peneliti di bidang reproduksi dan seksualitas manusia ini. Pasalnya, jika hubungan seksual dipaksakan pada masa tiga bulan pertama usia kehamilan, dikhawatirkan bisa terjadi keguguran spontan. Selain tiga bulan pertama kehamilan, pasangan sebaiknya juga lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual pada saat tiga bulan menjelang waktu melahirkan. Sebab, menurut Wimpie, dikhawatirkan terjadi kelahiran dini.

HATI-HATI KEGUGURAN

Memang, lanjut Wimpie lebih jauh, keguguran bisa disebabkan banyak hal. Misal, karena trauma pada perut, penyakit, atau karena hal-hal ringan seperti nutrisi yang kurang bagus. Selain itu, keguguran juga bisa terjadi akibat kekejangan otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim bisa terjadi karena benturan, misalnya karena jatuh. Di sisi lain, kekejangan otot rahim juga bisa terjadi karena hubungan seksual. Kok, bisa? "Pada saat wanita mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang bisa mengakibatkan keguguran. Tak jarang, wanita yang tengah hamil mengalami perdarahan setelah berhubungan badan," jelas Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali ini. Lebih jauh dijelaskan Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG dari RSPAD Gatot Subroto, "Di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat wanita orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke bayi akan terhambat." Tapi, lanjutnya, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena itulah, wanita yang pernah mengalami keguguran juga disarankan untuk lebih hati-hati melakukan hubungan seksual saat hamil. "Bahkan, kalau mungkin dihindari," saran Wimpie.

GAIRAH MENINGKAT

Yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami-istri ialah hubungan seksual tak bisa dilakukan hanya demi kepentingan salah satu pihak. Entah itu pihak suami maupun pihak istri semata. Dengan begitu, penting bagi pasangan untuk mengatur kapan saat berhubungan seksual. Dengan kata lain, disesuaikan kondisi pasangan. Saat istri hamil, tentu yang lebih dipikirkan adalah kondisi pihak wanita. Pria harus menyadari, wanita juga memiliki dorongan seksual. Suami juga sebaiknya tahu, saat hamil, wanita merasakan beban. Beban ini bisa mengakibatkan dua hal. Mungkin saja beban itu bisa mengurangi dorongan seksual atau justru malah meningkatkan dorongan seksualnya. Biasanya, saat hamil muda, sebagian wanita akan kehilangan dorongan seksualnya. Khususnya bagi wanita yang selama hamil muda mengalami efek samping kehamilan, seperti muntah-muntah berlebihan, tak ada nafsu makan atau tekanan darah yang meningkat. Nah, biasanya dalam kondisi seperti itu, dorongan seksual wanita akan terhambat. Tapi, pada sebagian wanita yang lain, dorongan seksualnya justru meningkat saat usia kehamilan muda. Ini biasanya dialami wanita yang tetap sehat dan tak mengalami efek kehamilan seperti yang dialami sebagian wanita hamil lain. Selama kondisi mereka sehat, tak mengalami muntah-muntah, nafsu makan baik, dan tekanan darahnya normal, dorongan seks wanita hamil biasanya akan tetap atau bahkan meningkat. Peningkatan dorongan seksual ini terjadi karena aliran darah ke vagina semakin banyak, sehingga wanita merasakan kehangatan di vaginanya.

HAMIL TUA

Saat usia kehamilan mendekati waktu melahirkan, pada umumnya dorongan seksual wanita akan hilang. Pasalnya, saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di rahim, serta semakin besarnya beban yang dipikul karena kehamilan yang semakin besar. Pada situasi seperti ini, suami seharusnya bisa memperhitungkan antara dorongan seksualnya dan dorongan seksual istri. Termasuk mempertimbangkan kondisi kesehatan istri. Jika gangguan masih terjadi pada istri, suami harus harus bisa mengendalikan dorongan seksualnya untuk tak melakukan hubungan seksual. Sebagaimana istri tak menuntut melakukan hubungan seksual karena kondisinya, maka suami pun harus juga bisa mengerti masalah yang dihadapi istrinya. Salah satu cara mengurangi risiko yang mungkin timbul ialah mengurangi frekwensi hubungan seksual. Atau dalam keadaan betul-betul diperlukan, wanita tidak orgasme, meski menyiksa.

POSISI

Faktor lain yang juga patut mendapat perhatian, saran Wimpie, adalah perlunya mengatur posisi hubungan. Apalagi jika wanita sedang dalam kondisi hamil tua. Perut yang semakin membuncit tentu tak bisa lagi memberi keleluasaan bagi wanita untuk melakukan hubungan seksual dalam berbagai posisi. Dalam keadaan hamil muda, semua posisi mungkin masih bisa dilakukan, meski tentu tetap perlu diatur. Pasalnya, meski kandungan belum terlalu besar, tapi bagi sebagian wanita tetap menjadi hambatan. Saat usia kehamilan sudah di atas tujuh bulan, biasanya sudah muncul hambatan karena rahim yang sudah membesar. Jika segala posisi dipaksakan, tentu akan membebani pihak istri. Karena itu, menurut Wimpie, dalam keadaan hamil besar, sebaiknya hubungan dilakukan dengan pria pada posisi di belakang wanita. Hubungan dilakukan sambil berbaring miring menghadap satu arah. "Selain lebih mengurangi ketidaknyamanan pada wanita, posisi ini juga bisa mengurangi tekanan pada dinding rahim," terang pembicara dalam berbagai seminar ini. Yang jadi masalah, tak selalu mudah melakukan penetrasi dari belakang. Bagaimana dengan posisi lain? Bisa-bisa saja dicoba tapi kemungkinan besar akan membebani pihak wanita. Misal, hubungan dilakukan sambil duduk dan wanita berada di atas pria. Tapi, wanita bisa terlalu payah jika memaksakan diri melakukan hubungan seksual dengan posisi ini.

KEPENTINGAN BERSAMA

Frekuensi hubungan seksual juga sangat tergantung pada kondisi wanita. Banyak sekali wanita yang sedang hamil tua merasa capek karena beban yang lebih berat dibandingkan saat usia kehamilannya masih muda. Ada sebagian orang berteori, hubungan seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah kelahiran karena pada saat itu terjadi kekejangan pada otot rahim. Yang terjadi ialah, pria mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina. Di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi. "Bagian dari prostaglandin ini memang bisa menyebabkan kekejangan otot rahim, meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Justru kekejangan lebih sering dan lebih kuat karena orgasme," papar Wimpie. Jadi, selama tak menjadi beban bagi istri, hubungan intim selama hamil tak jadi masalah. Lain hal jika istri kehilangan dorongan seksual dan hanya melakukan hubungan seksual demi memuaskan suami, bisa-bisa hanya akan menjadi beban baginya. Intinya, hubungan seksual yang baik adalah hubungan yang dilakukan untuk kepentingan bersama antara suami dan istri. Karena bagaimana pun, hubungan seksual yang baik merupakan bentuk hubungan komunikasi yang paling dalam antara pasangan suami istri.


Posisi Hubungan Seks Selama Hamil

Pada prinsipnya, seperti dikatakan Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, wanita hamil boleh melakukan hubungan seks selama perutnya tak tertindih saat berhubungan dan ia bisa menikmati hubungan. Juga, Jangan sampai penis menekan mulut rahim. Karena itu sebaiknya dipilih posisi yang paling tidak menekan. Posisi hubungan seks yang disarankan untuk wanita hamil antara lain: 

* Pria di atas tapi ia miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak menekan wanita. 
* Wanita di atas tapi hindari penetrasi yang dalam. 
* Pria duduk di kursi atau tempat tidur dan wanita berada di atasnya. Selain tak membebani kehamilan, posisi ini juga memudahkan wanita mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi tekanan di dinding rahim. 
* Pria-wanita berbaring menghadap satu arah dengan posisi wanita di depan pria. Penetrasi dilakukan pria dari belakang. 
* Wanita dalam posisi lutut-siku (menungging). Penetrasi dilakukan pria dari belakang. 


Kapan Sebaiknya Membatasi Hubungan Seks ?


* Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya. 

* Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran. 
* Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran. 
* Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah. 
* Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim), sehingga dapat keluar terlalu dini pada hubungan seksual, menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu serta janinnya. 
*Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.

Coupletips-cowonarsis

share